Bupati Jajal Sensasi Lukah Gilo Digelaran Solok Maimbau

Pariwisata

Kan Solok, Puntaran. Id

” Luar biasa banyak kesenian tradisi yang dimiliki oleh Kabupaten Solok. Kita patut berbangga, hingga saat ini masih banyak generasi yang terus melestarikan seni tradisi ditengah gempuran kemajuan zaman teknologi”

Hal tersebut disampaikan Bupati Solok, Jon Firman Pandu saat mencoba sensasi pagelaran atraksi Lukah Gilo dalam gelaran event “Solok Maimbau” dalam rangka peringatan hari jadi ke 112 Kabupaten Solok. (24/04).

Atraksi “Lukah Gilo” adalah pertunjukan seni tradisional Minangkabau yang menampilkan seorang anak nagari yang mengendalikan lukah (bubu) yang telah diberi mantera sehingga bergerak-gerak sendiri.

Pertunjukan ini memadukan hiburan dengan unsur spiritual, dan memberikan pengalaman yang menarik dan berbeda bagi penonton.

Istilah “lukah gilo” berasal dari bahasa Minangkabau, di mana “lukah” berarti bubu ikan dari anyaman bambu, sedangkan “gilo” berarti gila atau liar. Jadi, Lukah Gilo dapat diartikan sebagai bubu ikan yang dapat bergerak sendiri, seolah-olah “gila”.

Dalam pertunjukannya, kesenian ini melibatkan beberapa peserta dari perwakilan Nagari. Lukah yang sudah dihiasi dan diberi mantera akan bergerak-gerak sendirinya. Selain sebagai seni tradisi, peragaan Lukah Gilo juga diwarnai dengan unsur spritual dan magis, di mana mantera yang dibacakan dipercaya memberikan kekuatan pada “Lukah” tersebut untuk bergerak sendiri.

Bupati berharap, kekayaan seni tradisi yang dimiliki oleh daerah Kabupaten Solok untuk dapat terus dipertahankan.

” terus pertahankan dan bila perlu setiap Nagari memiliki seni tradisi unggulan yang nantinya bisa bersaing dengan seni tradisi di daerah lain,” harap Bupati. (nyiak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *